Sunday, September 13, 2020

GURUKU IDOLAKU

 

Penulis: Nasywa Azzahra Anwar

 

Menurut UU No. 14 tahun 2005, “guru  adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

Sebagai seorang pendidik guru merupakan panutan untuk ditiru dan diteladani oleh siswa baik dari sikap, perilaku, budi pekerti, berakhlak mulia, tekun dan mau belajar. Guru juga berperan penting di dalam membentuk kepribadian siswa di masa yang akan datang. Di sisi lain guru dikatakan memiliki peran ganda. Karena guru merupakan pendidik untuk menciptakan sikap dan perilaku yang bernilai moral dan agama serta sebagai pengajar yang bertujuan untuk menyampaikan bahan ajar, menentukan alat evaluasi belajar yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa.

Siswa akan kesulitan dalam belajar ataupun menerima materi tanpa keberadaan guru, hanya mengandalkan sumber belajar dan media pembelajaran saja akan sulit dalam penguasaan materi tanpa bimbingan guru. Guru juga memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari mulai merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, hingga melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Guru merupakan suatu profesi yang selalu berkaitan dengan pendidikan anak-anak bangsa. eorang guruh harus memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan serta menguasai bahan ajar yang terdapat dalam kurikulum untuk diajarkan kepada siswa.

Namaku Nasywa Az-zahra Anwar. Aku bersekolah di SDIT Bina Insani Semarang, sekarang aku duduk di bangku kelas 5. Aku adalah murid pindahan dari Kalimantan.

Setiap murid pasti mempunyai guru favorit atau guru idola. Begitu juga denganku. Di sekolahku yang sekarang, ada salah satu guru yang sangat aku idolakan. Pertama kali aku melihat beliau, aku langsung terkesan. Orangnya  baik dan ramah, berbeda sekali dengan pikiranku sebelumnya. Beliau adalah wali kelasku. Namanya  Pak Hengki Firmansyah yang biasanya dipanggil Pak Hengki. Saat pindah sekolah, pikiranku dipenuhi perasaan cemas,  bagaimana nanti guru baruku, teman baruku dan semuanya menjadi hal yang benar-benar baru bagiku. Tapi, seiring waktu berjalan, semuanya menjadi berubah. Aku mulai bisa beradaptasi dan mengidolakan Pak Hengki yang menjadi wali kelasku. Dalam pikiranku sebelumnya, aku takut mempunyai guru yang tidak sesuai keinginanku, kadang aku bersedih memikirkan semua itu, tapi lama kelamaan aku merasa kalau Pak Hengki adalah guru yang aku impikan dari dulu.

Mengapa aku mengidolakan Pak Hengki? Pertama, karena

semangatnya. Pak Hengki selalu bersemangat saat mengajar sehingga membuat kami, selaku murid-muridnya pun menjadi tertular semangatnya untuk belajar. Kedua, karena senyumannya. Yang unik dari Pak Hengki –yang jarang aku temui pada guru lain- adalah  setiap kali beliau mengajar beliau tidak pernah lepas dari senyumannya. Walaupun terkadang aku dan teman-temanku membuat kericuhan di kelas yang mungkin membuat beliau kesal, Pak Hengki selalu tersenyum dengan tulus dan bersabar atas kelakuan murid-muridnya. Ketiga, karena baik hati. Setiap ada ulangan, beliau akan memberi  hadiah. Bagi siswa yang mendapatkan nilai 100 akan mendapatkan es cream sedangkan di bawah 100 (80 atau 90) akan mendapatkan jajan.

Tapi terkadang aku selalu merasa kasihan kepada para guru. Dulu, aku pernah melihat Pak Hengki ketiduran di kelas, karena waktu istirahat para guru itu sangat sebentar. Hal itu berarti jasa guru itu tidak akan bisa tergantikan oleh apapun. Walaupun menjadi guru itu melelahkan, pekerjaan itu sangat mulia. Tentu saja, menjadi seorang guru itu tidak gampang, banyak hal yang harus diketahui. Menjadi guru itu juga harus bisa bersabar dengan sikap anak-anak yang berbeda beda.

Suatu hari, aku pernah bertanya ke Pak Hengki, tentang hobi beliau. Ternyata hobi Pak Hengki adalah membaca. Hobi membaca itu sudah digemari Pak Hengki sejak beliau masih SD. Ya, memang sudah kelihatan dari penampilannya, bahwa orang yang memakai kaca mata itu biasanya adalah seorang kutu buku, suka membaca buku untuk memperkaya ilmu dan wawasan. Pak Hengki memang kelihatan masih sangat muda, tapi ternyata sudah menikah dan punya anak satu, lucu sekali anaknya.

Selain membaca, Pak Hengki juga suka menggambar, mewarnai dan melukis, dan hobi itu juga sama denganku. Ketika sedang menjelaskan pelajaran, pembawaan beliau selalu santai dan tidak tegang, sehingga mudah dicerna dan dan murid- murid merasa selalu enjoy. Selama aku mengenal beliau, hanya satu kali melihat beliau sangat marah, karena dua teman laki-laki di kelasku berantem dan berakibat fatal, sehingga kedua orangtua mereka pun sangat terkejut dengan kejadian itu.

Ada pengalaman yang tidak pernah aku lupakan, ketika pertama kali aku masuk dan tidak memakai seragam sekolah dengan sabar beliau mengatakan, bahwa itu bukan suatu alasan  untuk aku bersedih dan tidak percaya diri. Dengan “kata-kata ajaib”nya itulah yang membuatku untuk bersemangat lagi dan belajar untuk lebih mudah beradaptasi dengan lingkunganku yang baru.

Oh ya, saat aku harus remidi Matematika, malamnya aku lupa untuk belajar. Namun, pagi harinya aku merasa sangat mudah mengerjakannya. Itu disebabkan karena rumus-rumus ajaib Matematika dari Pak Hengki dengan mudah berseliweran di benakku. Karena selama aku belajar di kelas, aku tidak melihat wajah tegang di raut wajah Pak Hengki, yang ada hanya senyum keceriaan dan kalimat-kalimat penyemangat yang sunggu ajaib.

Ummiku pernah bercerita denganku, saat awal-awal aku menjadi murid baru di sekolahku, Pak Hengki menanyakan pada ummiku tentang aku. Apakah aku termasuk anak yang pendiam? Lantas, Ummiku pun bilang, kalau aku adalah anak yang mudah bersosialisasi dan mudah berteman, hanya saja perlu waktu untuk penyesuaian. Saat kemarin mengambil raport Ujian Tengah Semester (UTS), dengan senyum khasnya, Pak Hengki mengatakan bahwa Nasywa adalah anak yang mudah berteman. Alhamdullilah, aku jadi senang mendengarnya.

Alasan keempat aku mengidolakan Pak Hengki adalah karena menurutku Pak Hengki adalah tipe guru yang sangat memperhatikan murid-muridnya dalam segala bidang terutama yang berkaitan dengan pelajaran, dan itu yang membuat aku semakin bersemangat sekolah. Berkaitan dengan pilihan ekstrakurikuler di sekolahku, beliau juga cermat dalam mengamati murid-muridnya, agar memilih sesuai dengan minat dan bakat setiap murid. Saat aku memilih ekstra panahan, Pak Hengki menyarankan aku untuk memilih ekstra art/seni, karena menurut pengamatan beliau aku bakatnya menjurus ke art. Berarti Pak Hengki adalah tipe guru yang mencermati setiap muridnya dan mengetahui bakat dan minat setiap murid-murid beliau. Benar saja, setelah aku menjalani ekstra art ini, aku merasa sangat menikmati setiap kegiatan dalam ekstra ini. Pernah aku merasa inilah duniaku atau bakatku selain menulis.

Memiliki guru idola menjadikanku semangat untuk pergi ke sekolah dan semangat belajar. Tentu saja ini akan berdampak pada prestasi belajarku. Bagiku, guru idola harus memiliki kriteria di bawah ini :

·         Sabar dan penyayang

·         Perhatian dan pengertian

·         Murah senyum dan selalu salam

·         Bertutur kata yang baik

·         Memberikan teladan yang baik pada muridnya

·         Disiplin dalam segala hal

·         Memahami keadaan setiap murid

·         Mempunyai wibawa, tegas tapi tidak galak

·         Jika di dalam kelas memberikan rasa tenang dan nyaman

Sebenarnya masih banyak lagi, baik kriteria -yang bisa juga menjadi sebuah harapan- tentang hal-hal baik yang harus ada pada diri setiap guru. Bagi aku pribadi, guru bukan saja sebagai sosok pengajar.  Namun, guru adalah teman, sahabat dan orang tua yang bisa senantiasa memberikan kebaikan-kebaikan, baik itu nasihat, motivasi ataupun teladan.

                           

No comments:

Post a Comment

DEMAM LATO-LATO DI NEGERI WAKANDA

  Tak tek tak tek Akhir-akhir ini, suara itu sering terdengar di telinga kita, bukan? Saya sendiri baru ngeh kalau mainan saya zaman k...