Sunday, September 13, 2020

[CERPEN ANAK]: TUMPENG CURCUMA ISTIMEWA

 



“Salma, Salwa, jangan lupa bekalnya dimasukkan tas, ya!” kata Bunda, sambil menggendong Zhafran yang masih berusia 1 tahun. Zhafran sejak semalam rewel. Tidak mau lepas dari gendongan Bunda.

“Siap, Bunda!” jawab si kembar serempak. Lalu mereka memasukkan bekal istimewa buatan Bunda itu ke tas masing-masing.

Setelah semuanya siap, Salma dan Salwa segera berpamitan pada Bunda. Tak lupa mencium pipi gembulnya Zhafran. Ayah sudah menunggu di luar dengan sepeda motornya.

Kalau berangkat sekolah, si kembar diantar ayah, sekalian ayah berangkat bekerja. Ketika pulang, mereka jalan kaki bersama teman-teman sekolahnya.

[*]

“Salma, Salwa, hari Sabtu besok datang ya ke pesta ulang tahunku,” kata Azfa, teman sekelas Salma dan Salwa. Azfa menyerahkan undangan bergambar Frozen pada si kembar. Azfa juga membagi-bagikan undangan itu ke teman-teman satu kelas.

“Hmm, pasti pesta ulang tahun Azfa nanti sangat meriah,” ucap Salwa sambil membaca undangan cantik itu.

“Kita ngasih kado Azfa apa, ya? Kayaknya dia sudah punya semuanya,” kata Salma lirih.

Percakapan mereka terhenti. Bu Indri, guru kelas 4A, sudah datang. Pelajaran pertama adalah Matematika. Semua murid kelas 4A memerhatikan dengan sungguh-sungguh.

Sepulang sekolah, sambil berjalan menuju rumah, si kembar dan beberapa temannya asyik membicarakan undangannya Azfa.

Si kembar sudah punya ide kado yang akan mereka berikan ke Azfa besok Sabtu.

Sesampai di rumah, Zhafran masih rewel. Kata Bunda, sepertinya Zhafran demam. Suhu badannya di atas normal.

“Salma, tolong ambilkan kunyit di keranjang bumbu, ya! Juga parutan kayu di rak,” perintah Bunda dengan lembut.

Salma segera ke dapur dan mencari kunyit di keranjang bumbu. Di keranjang bumbu, banyak sekali bumbu dapur. Ada jahe, kunyit, kencur, lengkuas, sereh, dan masih banyak lagi.

Jahe hampir mirip bentuknya dengan lengkuas, sedangkan kunyit hampir mirip dengan kencur. Salma mencari-cari sebentar. Bunda dulu pernah bilang, kalau kunyit itu kulit luarnya berwarna agak oranye, bagian dalamnya berwarna oranye segar.

“Pasti ini kunyit!” Salma mematahkan sedikit lalu mencium baunya. Setelah yakin, ia segera mengambil beberapa kunyit dan diletakkan di mangkok. Tak lupa Salma mengambil parutan kayu.

Salwa mendapatkan tugas dari Bunda untuk menjaga Zhafran. Bunda lalu memarut beberapa kunyit. Tangan Bunda warnanya jadi kuning. Parutan kunyit itu lalu diusapkan ke kening Zhafran secara perlahan, seperti dikompres.

Beberapa saat kemudian, Zhafran sedikit lebih tenang.

 “Bunda, kami izin ke toko depan, ya. Mau beli kain flanel,” kata Salwa minta izin ke Bundanya. Bunda hanya mengangguk sambil menggendong Zhafran yang mulai tertidur.

Malam harinya, si kembar asyik membuat hiasan unik dari flanel. Salma pintar menggambar dan membuat pola. Salwa jahitannya cukup rapi. Mereka bekerja bersama dengan gembira, membuat kado yang unik untuk Azfa.

Akhirnya, jam 22.00, kado untuk Azfa pun selesai. Boneka cantik dari flanel dan ada tulisannya ‘Azfa’. Tak lupa mereka menuliskan ucapan di sebuah kartu.

[*]

Sabtu sore, si kembar dan teman-temannya sudah datang di rumah Azfa. Pesta ulang tahunnya sangat meriah. Kue tart-nya bertingkat dan ada hiasan Frozen di atasnya.

“Dua hari lagi kita ulang tahun. Tapi, kita tidak mungkin meminta Ayah dan Bunda untuk membelikan kue ulang tahun seperti punya Azfa,” kata Salwa lirih.

“Iya, Zhafran juga sedang sakit. Tidak enak minta macam-macam ke Bunda,” sahut Salma. Si kembar membayangkan jika saja ayah dan bunda merayakan pesta ulang tahun mereka.

Setelah pesta ulang tahun Azfa selesai, Salma dan Salwa segera pulang.

“Eh, dua bidadari Ayah sudah pulang?” sapa Ayah saat si kembar masuk ke rumah. Ternyata Ayah sudah di rumah. Zhafran terlihat lelap dalam gendongan ayah. Biasanya tiap hari Sabtu selesai rapat di sekolah, ayah lanjut mengajar di bimbingan belajar. Ayah seorang guru Biologi SMA.

Salma dan Salwa mencium pelan kening Zhafran.

“Cepat sembuh, ya, Zhafran,” gumam si kembar pelan.

[*]

            Senin yang seharusnya ceria. Hari ini Salma dan Salwa genap berusia 10 tahun. Mereka berangkat ke sekolah dengan lesu, tidak seperti biasanya. Tak ada ucapan selamat dari ayah maupun bunda. Semuanya tampak sibuk. Bunda sibuk dengan Zhafran, ayah dari kemarin sibuk mengoreksi tugas-tugas siswanya.

            Saat sepeda motor ayah sampai di dekat gerbang sekolah...

            “Ayah, ingat nggak, hari ini...,” Salma mencoba memancing.

            “Ayah ingat hari ini ada upacara. Jadi, ayah harus segera ke sekolah,” kata ayah sambil tersenyum penuh arti.

            Si kembar pun mencium punggung tangan ayah mereka dan segera ke kelas.

            Sesampai di kelas, teman-teman mengucapkan selamat ulang tahun untuk si kembar. Si kembar sangat senang, tapi tetap saja ada yang kurang.

            Saat pelajaran terakhir, tiba-tiba Bu Indri masuk ke kelas. Salma dan Salwa sangat terkejut ketika Ayah juga masuk ke kelas sambil membawa tumpeng nasi kuning. Bunda juga, sambil menggendong Zhafran yang sudah tertawa-tawa ceria.

            “Buat bidadari kembar, Salma dan Salwa, selamat ulang tahun, ya! Ini hadiah spesial dari Ayah, Bunda, dan Zhafran, Nasi Tumpeng Curcuma Istimewa. Mari kita nikmati bersama,” kata ayah lalu tertawa bahagia.

            Salma dan Salwa pun maju, lalu teman-teman menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Si kembar memotong tumpeng. Ulang tahun kali ini terasa sangat istimewa.

Saat di rumah...

            “Ayah, kok namanya Nasi Tumpeng Curcuma Istimewa, sih?” tanya Salma.

            Curcuma itu nama ilmiah dari kunyit. Curcuma domestica tepatnya. Bisa jadi bahan pewarna alami untuk membuat nasi kuning, Sayang,” jawab Ayah.

“Nah, istimewa karena bunda sendiri yang membuat nasi kuning spesial buat kalian. Nih, tangan bunda sampai warnanya kuning,” lanjut Bunda sambil tersenyum.

            “Kunyit juga bisa jadi obat buat Zhafran saat demam kemarin,” kata Salma.

“Terima kasih, Ayah. Terima kasih, Bunda.”

            Salma dan Salwa langsung memeluk ayah dan bundanya. Tak lupa mencium Zhafran, adik kesayangannya.

Penulis: Norma Keisya Avicenna

Cerpen anak ini pernah dimuat di Kompas Anak

No comments:

Post a Comment

DEMAM LATO-LATO DI NEGERI WAKANDA

  Tak tek tak tek Akhir-akhir ini, suara itu sering terdengar di telinga kita, bukan? Saya sendiri baru ngeh kalau mainan saya zaman k...